Kamis, 20 Juni 2019

Kenali Bahaya Sering Berhutang

    Hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar, tapi banyak orang di muka bumi ini menjadikan hutang sebagai kebiasaan, bahkan ada seseorang yang rela berhutang hanya untuk memenuhi gaya hidup saja, padahal sejatinya kita tidak boleh berhutang jika tidak sangat membutuhkan, karena hutang itu membawa kehinaan disiang hari dan membawa keresahan di malam hari. Hutang juga bisa mendatangkan kebiasaan buruk berbohong dan mengingkari janji seperti sabda rasulullah SAW:

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَحَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ. )
“ Sesungguhnya seseorang yang (biasa) berhutang, jika dia berbicara maka dia berdusta, jika dia berjanji maka dia mengingkarinya” 
(HR Al-Bukhaari no. 832 dan Muslim no. 1325/589)

     Dalam Islam hukum berhutang memang diperbolehkan tapi wajib untuk membayarnya. Siapa saja yang berhutang dan sudah mampu untuk membayarnya, maka segarakanlah untuk melunasi hutangnya. Karena hukum mengulur waktu pembayaran hutang bagi yang mampu membayarnya adalah haram.

    Menunda pembayaran hutang bagi orang mampu itu haram dan kezaliman. Hal ini berdasarkan dalil berikut: Rasulullah saw bersabda “Menunda-nunda hutang padahal mampu adalah kezaliman” (HR. Thabrani dan Abu Dawud).

 “Barang siapa menunda-nunda pembayaran utang, padahal ia mampu membayarnya, maka bertambah satu dosa baginya setiap hari”  (HR. Baihaqi).

 Dalam hadist dikatakan Rasûlullâh Shallallahu‘alaihi wasallam beliau  bersabda: 

أَيُّمَـا رَجُلٍ تَدَيَّنَ دَيْنًا وَهُوَ مُـجْمِعٌ أَنْ لَا يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِيَ اللّٰـهَ سَارِقًا

Artinya: “Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya maka ia akan bertemu Allâh sebagai seorang pencuri.”

Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”

   Tentunya kita tidak ingin meninggal dalam keadaan membawa hutang bukan? Maka jangan tangguhkan pembayaran jika memang sudah mampu melunasinya, karena kita tidak tau kapan ajal akan menjemput kita, jangan sampai kita di wafatkan Allah SWT dalam keadaan memiliki banyak hutang, sehingga amal kebaikan kita bisa sirna untuk mengganti hutang kita.

  Seorang muslim yang baik akan menunaikan kewajibannya, jika mereka berhutang maka niatkan dalam hati untuk bisa segera melunasinya bisa berdoa memohon kepada Allah agar segera dilunaskan hutangnya.
     
   Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Apabila seorang muslim berkaitan dengan suatu hutang dan Allah mengetahui bahwa dia hendak melunasinya, maka Allah akan menolongnya untuk melunasinya di dunia” (HR Ibnu Majah no.2408, Ath Thabrani no. 19558, dan Ahmad no. 26859

Doa agar mampu melunasi hutang:

اَلَّهُمَ اكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

“Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rizki – Mu yang halal dari yang haram dan dengan keutamaan – Mu, jadikanlah aku tidak membutuhkan kepada selain diri – Mu” (Riwayat At – Tirmidzi 5/560).

اَلَّهُمَ إِنِيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ اْلهَمِّ وَاْلحَزَنِ وَاْلعَجْزِ وَاْلكَسَلِ، وَاْلبُخْلِ وَاْلجُبْنِ وَظَلَعِ الرَّيْنِ وَ غَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada – Mu dari kegelisahan dan kesedihan, dari sifat lemah dan malas, dari sifat bakhil dan pengecut, dan dari beban hutang yang berat dan penindasan orang lain” (Riwayat Al – Bukhari 7/158).

 Maka sebagai muslim yang baik hendaknya kita tidak mudah berhutang, kecuali kita sedang berada di suatu kondisi yang mengharuskan untuk berhutang, hidup yang sederhana lebih mulia daripada hidup mewah namun dari hasil berhutang.

Kedungpring, 21 juni 2019
By : Annisa Istiqomah


Senin, 17 Juni 2019

Nasa "Bulan Pernah Terbelah"


      Ada tongkat kayu yang bisa menjadi ular kemudian menelan ular-ular yang ada di sekitarnya. Tongkat yang sama juga bisa membelah laut, ada orang yang tidak mempan dibakar, bahkan luka sedikitpun tidak. Ada orang buta dari lahir bisa disembuhkan, bahkan ada orang mati yang bisa dihidupkan kembali. Semua itu dilakukan oleh manusia biasa seperti kita dan disaksikan oleh manusia lain. Apakah ini sihir? Bukan! Sihir tidak akan bisa melakukan seperti itu. Itu adalah mukjizat. Mukjizat adalah suatu peristiwa atau kejadian luar biasa yang dialami atau dimiliki oleh rasul atas kehendak Allah SWT. dan kejadian tersebut menyalahi adat kebiasaan, hukum sebab akibat dan di luar jangakauan akal sehat manusia.

       Mukjizat bukanlah suatu ketrampilan yang bisa dipelajari atau dilatih seperti sulap, sihir, tenung dan sebagainya, tapi mukjizat adalah karunia Allah, kehendak Allah dan bukan permintaan hambaNya yang diberikan kepada rasulNya sebagai bukti kerasulan sekaligus sebagai senjata untuk melindungi diri dari tindak kejahatan kaumnya.

      Demikian pula dengan rasulullah Saw. Padanya diberikan mukjizat oleh Allah yang mengutusnya tidak hanya Al Qur'an yang merupakan kitab suci yang sejak 14 abad yang lalu hingga kini masih orisinil (asli) tidak ada perubahan (penambahan/pengurangan) dalam ayat maupun hurufnya dan sampai kapanpun tidak akan pernah berubah, Allah juga memberikan mukjizat kepada nabi Muhammad Saw berupa kemampuan *membelah bulan*. Walaupun mukjizat ini tidak seberapa populer sebagaimana mukjizat yang dibawa oleh rasul-rasul yang lain, bahkan umat Islam sendiri mungkin banyak yang belum mengetahui, tapi ini nyata, pernah terjadi dan ada bukti empiris yang bisa disaksikan oleh manusia di abad ini.

      Dalam kitab Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab-kitab hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah Saw hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail. Mereka meminta kepada nabi Muhammad Saw untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar-benar seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.” Rasulullah berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya.”

      Lalu Rasulullah Saw berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah Saw. memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah Saw berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.” Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

       Akan tetapi orang yang berilmu mengatakan bahwa sihir memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan. Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”

     Atas peristiwa ini Allah SWT kemudian menurunkan ayat Al Qur’an:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (١) وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ (٢)

” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. (1) Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.”(2) (QS 54, Al Qomar: 1-2).

     Kisah itu tidak hanya dikuatkan oleh Allah SWT dalam ayat-ayat tersebut di atas, tapi juga dibuktikan secara empiris oleh sebuah lembaga penelitian luar angkasa milik Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA).

     Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris yang pernah mendengar informasi tentang terbelahnya bulan bercerita : "Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang kisah pendaratannya di bulan". Mereka mengatakan,  "ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali!"

      Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (karena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!” Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Agama Islam ini tidak mungkin salah…" Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar. Allaahu Akbar!

Selasa, 11 Juni 2019

Lakukan 4 hal ini agar suami tidak akan pernah berpaling ke wanita lain

      Menikah adalah proses untuk mencapai kehidupan berumah tangga dengan tujuan untuk mendapatkan keturunan. Seseorang belum dikatakan sempurna agamanya jika belum menikah, seperti dalam hadist dikatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي

  “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)

  Jika sepasang laki-laki dan perempuan memutuskan untuk menikah maka mereka pasti harus menyadari pentingnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang istri maupun seorang suami.

    pernikahan yang langgeng tidak akan bisa dicapai jikalau seorang istri atau suami tidak melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik. Adapun seorang istri memiliki tugas ummu warobbatul bait yaitu ibu dan pengatur rumah tangga, seorang suami tugas utamanya adalah mencari nafkah dan memenuhi semua kebutuhan anak dan istrinya.

     Untuk itu penting bagi seorang istri menjaga hubungan agar keharmonisan kehidupan berumah tangga dengan suami berjalan dengan baik, berikut ini adalah pondasi dasar kewajiban seorang istri jika ingin suami tetap setia dan tidak akan berpaling ke wanita lain.

1. Penuhi Kebutuhan Biologis Suami

  Tujuan utama menikah tidak lain untuk memperoleh keturunan, bahkan dikatakan dalam alqur'an:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً  وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ  إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا  ﴿النساء:١﴾

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling bertanya, terutama mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah swt adalah pengawas atas kamu”. (An Nisa: 1)
          Memenuhi kebutuhan biologis  suami hukumnya wajib,  Asy-Syaikhain meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيْءَ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.

“Jika seorang suami mengajak istrinya ke atas ranjangnya, tetapi ia tidak mematuhinya, maka para Malaikat akan melaknatnya sampai pagi.”

    Begitu pentingnya pemenuhan hubungan biologis sampai rasulullah meriwayatkan hadist seperti itu, bagi seorang istri wajib memenuhi panggilan suami untuk berhubungan sekalipun istri sedang memasak di dapur.  Karena seperti kita ketahui syahwat pria lebih besar dari syahwat wanita, Karena syahwat itu terbit dari sifat hararah (darah panas). Dan jelas hararah lelaki lebih kuat dibandingkan wanita. Maka tidak salah jika seorang laki-laki bisa menikah dengan 4 orang wanita, tapi tentu suami tidak akan mencari wanita lain jika istrinya bisa memuaskan syahwatnya.

2. Pandangan Mata

      Bagi seorang suami pandangan adalah hal yang sangat penting, pandangan disini diartikan sebagai pentingnya penampilan istri dihadapan suaminya. Tak jarang sepasang suami istri yang sudah membina rumah tangga bertahun-tahun lamanya tidak memperdulikan lagi bahwasanya penampilan istri itu perlu dijaga, istri seharusnya bisa selalu terlihat cantik di depan suaminya, berdandan, memakai pakaian dengan warna yang di sukai suami, memakai wangi-wangian jika berdekatan dengan suami, atau sekedar memakai model pakaian yang disukai suami, karena hal ini mungkin di anggap remeh bagi seorang istri tapi ini bisa menjadi hal yang sangat penting bagi seorang suami.

    Sekarang banyak wanita yang berdandan cantik jika ingin keluar rumah tapi enggan berdandan jika dirumah saja bersama suaminya.
    Oleh karena itu jikalau seorang istri ingin membuat hubungan rumah tangganya awet maka point ini sangat penting, jaga penampilanmu di depan suami agar suami tidak memiliki selera melihat wanita lain.
 
3. Kenali Makanan Kesukaan Suami

   Seorang istri memiliki tugas untuk mengatur rumah tangga, mempersiapkan segala kebutuhan sang suami, termasuk memasak dan membuat masakan kesukaannya. Syaikh Muhammad al-Tihami kemudian mengutip riwayat Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah:

“Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang harum baunya dan sedap masakannya.“

     Suami mana yang tidak bahagia jika memiliki istri yang pandai memasak, pun demikian istri akan merasa bahagia jika bisa membuat masakan kesukaan suami tanpa harus membeli. Oleh karena itu kenali makanan apa saja yang disukai suami, ketika suami pulang kerja sebisa mungkin istri harus mengerti akan rasa lapar dan lelah suami dalam mencari nafkah, sehingga ketika suami sampai dirumah maka istri akan menjamu dan menghidangkan makanan kesukaannya.

     Jadi seorang istri yang pandai memasak memiliki nilai plus dan akan leih di cintai suaminya, oleh karena itu seorang istri sebisa mungkin harus belajar memasak agar lebih dicintai suaminya.

4.  Perhatian yang lebih


     Seorang suami ibarat bayi kedua, jika seorang istri sudah memiliki anak, rasa sayang dan perhatiannya akan terbagi dua, suami kerap merasa terabaikan karena perhatian sang istri akan tercurah semuanya untuk sang anak, tak jarang sampai ada suami yang kadang mengeluh sakit tapi istri tidak memperdulikan karena harus mengasuh anaknya, hal ini mungkin akan membuat suami merasa terabaikan karena sebelum memiliki anak, perhatian istri hanya untuk suami saja, namun setelah menikah perhatian untuk suami dikesampingkan.

     Oleh karena itu penting bagi seorang istri untuk memastikan apakah suami sedang baik-saja, sesekali tanyakan kabarnya, dan apa yang ia inginkan, apa yang bisa dibantu, mungkin hal-hal ini terlihat remeh dan sepele, tapi akan berkesan dihati suami. Perhatian yang lebih akan menjadi point penting untuk kehangatan hubungan suami istri dalam membina kehidupan berumah tangga.

Kedungpring, 12 juni 2019
By : Annisa Istiqomah
 


Rabu, 29 Mei 2019

Rasulullah Menangis Ketika Menerima Wahyu Tentang Ilmu Pengetahuan


RASULULLAH MENANGIS SETELAH MENERIMA WAHYU TENTANG ILMU PENGETAHUAN

1. Tanda-tanda Kebesaran Allah

Kita tidak akan mampu melihat langsung eksistensi (wujud) Allah. Hal itu pernah dilakukan oleh Nabi Musa untuk memantapkan keimanannya terhadap Allah Swt. Beliau bersikeras ingin melihat wujud Tuhan secara langsung, namun Allah katakan bahwa, "kamu sama sekali tidak akan mampu melihatKu". Dibuktikan -- ketika Tuhan menampakkan diri pada sebuah gunung, maka hancurlah gunung itu, dan Musa pun terpental dan pingsan.

Firman Allah :

وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ

_"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman"._ *(Q.S., 7, Al A'raaf : 143).*

Firman Allah :

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ

_"Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana"._

Jadi, betapa terbatasnya kemampuan manusia di hadapan Allah. Kalau manusia ingin berkenalan dengan Allah, maka itu bisa dilakukan melalui tanda-tandanya yang tersebar di seluruh alam semesta (ayat-ayat kauniah) dan yang termaktub dalam Al Qur'an (ayat-ayat qauliah). Keduanya akan menuntun kita untuk lebih memahami eksistensi Tuhan, mengenalNya dan berinteraksi denganNya. Hal ini pernah dilakukan oleh nabi Ibrahim ketika mencari Tuhan. Akhirnya beliau bertemu dengan Allah setelah bereksperimen secara trial and error seperti digambarkan dalam Q.S. 6,  Al An'am : 76-79.

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ

_Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam"._ *(Q.S. 6,  Al An'am : 76)*

فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأكُونَنَّ مِنَ الْقَوْم الضَّالِّينَ

_“Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."_ *(Q.S. 6,  Al An'am : 77)*

فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

_“Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”_ *(Q.S. 6,  Al An'am : 78)*

Akhirnya nabi Ibrahim berkesimpulan bahwa benda-benda langit dan bumi tidaklah pantas dijadikan Tuhan karena mereka hakekatnya adalah sama dengan manusia, yaitu makhluk, yang tidak mempunyai kemampuan untuk menghidupkan, mematikan, memberi manfaat dan mudharat kepada manusia. Beliau sadar bahwa Tuhan adalah yang menciptakan, yang mengatur dan yang memelihara alam semesta dan seisinya.

إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

_“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”_ *(Q.S. 6,  Al An'am : 79)*

Kembali ke Q.S. 3, Ali Imran : 190-191. Mengapa rasulullah menangis tersedu saat menerima ayat tentang penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam? Setidaknya ada dua alasan untuk menjawab pertanyaan ini :

*Pertama*, setiap wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad, tidak serta merta dicopy dalam memori otak, tapi langsung diinstal dalam hati beliau, sehingga beliau langsung faham, walaupun tidak pernah belajar tentang ilmu astronomi dari manapun. Jadi, seperti ada sebuah tayangan video yang diputar di hadapan beliau, sehingga beliau langsung bisa memahami seluruh makna wahyu itu.

*Kedua*, wahyu tersebut diturunkan Allah pada periode Madinah. Artinya, rasulullah sudah pernah mengalami perjalanan isra' mi'raj mengarungi dan menyaksikan betapa dahsyatnya penciptaan jagad semesta ini saat periode Mekah. Maka, ketika menerima wahyu tersebut beliau bagaikan 'bernostalgia' melakukan perjalanan isra' mi'raj. Sungguh tergambar secara nyata makna dari firman Allah tentang penciptaan langit dan bumi. Wallahu 'alam bissawab.

Kedungpring, 29 mei 2019

Manfaat mematikan lampu ketika tidur


MUKJIZAT ILMIAH AL QUR'AN DAN SUNNAH


(Episode 14)


*Adakah Manfaat Mematikan Lampu Ketika Tidur?*


Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


لاَ تَتْرُكُوا النَّارَ فِى بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ


“Janganlah biarkan api di rumah kalian (menyala) ketika kalian sedang tidur.” (HR. Bukhari no. 6293 dan Muslim no. 2015)


Hadits lain menyebutkan :


_"Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman"_ *(HR.Muttafaq'alaih).*


Rasulullah mensabdakan itu lebih dari 14 abad yang lalu. Ternyata, di abad modern ini baru diketahui manfaat medis dari tuntunan beliau untuk memadamkan lampu ketika hendak tidur.


*Pandangan Ilmuwan Modern* 


Para ilmuwan saat ini berbicara tentang polusi cahaya pada malam hari, serta berbicara tentang bahaya terkena cahaya yang berlebih, terutama saat tidur. Sebuah riset ilmiyah terbaru menegaskan bahwa tetap menyalanya lampu pada saat tidur akan memengaruhi proses biologis yang ada di dalam otak manusia, dan hal tersebut akan menyebabkan gangguan-gangguan yang mengakibatkan obesitas (kegemukan). Oleh karena itu para ilmuwan berpesan agar kita senantiasa mematikan lampu pada malam hari dalam rangka memelihara kesehatan tubuh dan otak.


Pentingnya tidur di malam hari dengan mematikan lampu juga diteliti oleh para ilmuwan dari Inggris. Peneliti menemukan bahwa ketika cahaya dihidupkan pada malam hari, bisa memicu ekpresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.


Ahli biologi Joan Robert mengungkapkan bahwa tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya. Hormon melatonin ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker prostat. Orang yang tidur dalam kondisi gelap, maka tubuhnya bisa memproduksi hormon ini. Sebaliknya, tidur dengan lampu menyala di malam hari, menyebabkan produksi hormon melatonin terhenti…


Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia yang diadakan di London juga menyatakan bahwa orang bisa menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.


*Subhanallah... demikian luar biasa tuntunan Rasulullah. Setelah berabad-abad, hikmah medisnya baru terugkap. Wallahu a’lam bish shawab. 


Akankah kita masih ragu dengan petunjuk Allah melalui suri tauladan Baginda rasulullah Muhammad SAW?`

Kenali Bahaya Sering Berhutang

    Hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar, tapi banyak orang di muka bumi ini menjadikan hutang sebagai kebiasaan, bahkan ada seseorang ...